review-film-past-lives

Review Film Past Lives

Review Film Past Lives. Di akhir 2025, ketika film-film romansa biasanya penuh ledakan emosi atau twist dramatis, Past Lives masih berdiri tenang seperti lagu lama yang diputar pelan di malam hujan. Dirilis tahun 2023, film ini hanya menceritakan pertemuan ulang dua teman masa kecil setelah 24 tahun terpisah, tapi entah bagaimana berhasil membuat jutaan orang menangis tanpa satu adegan ciuman pun. Nora dan Hae Sung, dipisahkan imigrasi, teknologi, dan pilihan hidup, bertemu lagi di New York dengan cara yang paling biasa: jalan-jalan, minum bir, dan bicara hal-hal yang tak pernah selesai. Hampir tiga tahun kemudian, Past Lives tetap jadi salah satu film paling lembut sekaligus paling menusuk tentang cinta, penyesalan, dan apa yang disebut “inyeon”. BERITA BOLA

Tiga Waktu, Satu Rasa: Review Film Past Lives

Film ini dibagi rapi dalam tiga babak waktu: Seoul 24 tahun lalu saat mereka masih 12 tahun, Skype tengah malam delapan tahun kemudian, dan akhirnya New York sekarang. Tiap babak terasa seperti membuka laci lama yang berdebu: ada tawa anak-anak, rasa cemburu lewat layar, lalu keheningan orang dewasa yang sudah terlalu banyak kehilangan. Transisi antar waktu dilakukan tanpa drama berlebih, hanya potongan suara atau gerakan kamera sederhana, tapi cukup untuk membuat penonton merasakan beratnya tahun-tahun yang terlewat. Ini bukan kisah “bagaimana kalau”, ini kisah “ini yang terjadi”, dan itulah yang membuatnya terasa begitu nyata.

Dialog yang Terasa Seperti Eavesdropping: Review Film Past Lives

Percakapan dalam Past Lives adalah seni diam yang sempurna. Mereka bicara tentang pekerjaan, cuaca, pasangan masing-masing, tapi di bawah kata-kata itu ada lautan yang tak pernah diucapkan. Saat Nora bilang “Ini hidupku sekarang” sambil tersenyum, atau Hae Sung menjawab “Iya, aku tahu” dengan suara datar, penonton langsung paham: ada ribuan kalimat yang tertelan. Bahasa Korea dan Inggris bercampur alami, kadang satu kalimat terputus karena bingung mau pakai bahasa mana, mencerminkan identitas mereka yang terbelah dua. Tak ada deklarasi cinta besar, hanya tatapan panjang dan napas yang tertahan.

New York yang Tak Pernah Hanya Latar

Kota ini bukan sekadar background cantik. Jalanan East Village, bar kecil di malam hari, feri ke Staten Island, semua difilmkan dengan cahaya lembut yang membuat kota berpenduduk jutaan orang itu terasa sepi. Nora dan Hae Sung berjalan berdampingan, tapi selalu ada jarak satu langkah, seperti dua magnet yang tarik-menariknya sudah lemah. Adegan terakhir di trotoar, saat mereka menunggu taksi dan angin malam berhembus, adalah salah satu momen paling sunyi dalam sinema modern. Tak ada musik, hanya suara kota dan langkah kaki yang perlahan menjauh.

Inyeon dan Penerimaan yang Menyakitkan

Konsep Korea “inyeon”, ikatan dari kehidupan lampau yang membuat dua orang bertemu lagi, jadi benang merah tanpa pernah dijadikan gimmick. Nora dan Hae Sung tak mencoba melawan nasib; mereka hanya mengakui bahwa ada sesuatu yang lebih besar dari keinginan mereka. Film ini tak memberikan penutup rapi, tak ada pelukan terakhir atau janji rahasia. Yang ada hanya perpisahan biasa di pinggir jalan, lalu Nora pulang ke apartemennya dan akhirnya menangis di pelukan suaminya. Itu adalah katarsis paling dewasa yang pernah ada di layar: menerima bahwa cinta terkadang berarti melepaskan.

Kesimpulan

Past Lives adalah film yang terasa seperti pelukan hangat sekaligus tamparan pelan. Ia tak pernah berusaha membuat penontonnya hancur, tapi entah bagaimana selalu berhasil. Di tahun 2025, saat hubungan jarak jauh, imigrasi, dan pertanyaan “bagaimana kalau dulu aku memilih lain” masih jadi bagian hidup banyak orang, film ini seperti cermin yang jernih. Tontonlah saat Anda sedang merindukan seseorang yang sudah tak bisa lagi dihubungi. Biarkan ia mengingatkan bahwa beberapa orang datang ke hidup kita bukan untuk tinggal, tapi untuk mengajarkan cara mengucapkan selamat tinggal dengan benar. Dan itu sudah lebih dari cukup.

BACA SELENGKAPNYA DI…

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *