The Age Of Disclosure
The Age Of Disclosure

Review Film Terbaru Tentang The Age Of Disclosure

Review Film Terbaru Tentang The Age Of Disclosure. Pada 26 November 2025, “The Age of Disclosure”—dokumenter debut sutradara Dan Farah yang rilis 21 November di Amazon Prime dan teater terbatas di New York, Los Angeles, serta Washington D.C.—masih jadi topik perdebatan sengit di kalangan penonton dan kritikus. Film action, yang tayang perdana di SXSW Maret lalu, tembus 5 juta tonton di hari pertama streaming, dengan rating Metacritic 45/100 dari lima ulasan kritis dan Rotten Tomatoes 50 persen dari 215 review audiens. Dokumenter 109 menit ini klaim ungkap konspirasi 80 tahun pemerintah AS tutupi keberadaan kehidupan non-manusia cerdas (non-human intelligence) dan perang rahasia antarnegara untuk reverse-engineer teknologi alien. Dengan 34 mantan pejabat senior—termasuk Luis Elizondo (eks-pimpinan AATIP), Harold Puthoff, Chris Mellon, hingga senator seperti Kirsten Gillibrand—film ini janji bukti bipartisan, tapi malah dituduh echo chamber spekulatif tanpa bukti keras. Di tengah hype UAP (Unidentified Anomalous Phenomena) pasca-hearing Kongres 2023, film ini picu diskusi: apakah ini terobosan atau baloney? Artikel ini kupas review dari tiga sudut: narasi spekulatif yang provokatif, testimoni insider yang meyakinkan tapi bias, dan dampak budaya yang kontroversial.

Narasi Spekulatif The Age Of Disclosure: Dari Transparansi ke Teori Konspirasi Tanpa Bukti

Dan Farah, produser Ready Player One, bangun narasi “The Age of Disclosure” sebagai tell-all bipartisan: buka dengan teks dramatis soal hearing Kongres UAP dan undang-undang pengungkapan Senat, lalu potong ke wawancara 34 insider yang klaim cover-up global sejak 1940an. Dari Elizondo yang cerita AATIP (program Pentagon 2007-2012) sampe Puthoff (eks-CIA) yang bahas reverse-engineering, film ini janji bukti—tapi malah geser ke spekulasi liar: alien surveil Bumi via “bubble” warp time-space, perang rahasia AS-Cina-Rusia untuk tech non-human, dan disinformasi pemerintah yang buat skeptis “korban propaganda”.

NYT (Manohla Dargis) sebut “film ini sneakily slip dari argumen transparansi ke spekulasi murni—kalau kau tak percaya alien di bubble warp, kau korban disinformasi pemerintah”. Collider (Perri Nemiroff) beri 5/10: “provokatif tapi repetitif, unsurprising—tak ada footage UAP, cuma talking heads dan graphic recreations kuno”. Skeptic Magazine kritik “packaged well tapi baloney: tak ada bukti, cuma editing cerdas dan misrepresentasi sains”. Meski begitu, Letterboxd rata 3.5/5 dari 10 ribu user, puji “fascinating untuk yang baru tahu UAP”. Narasi ini ambisius tapi lemah bukti—bikin film terasa seperti Unsolved Mysteries berpakaian jas, bukan dokumen ilmiah.

Testimoni Insider The Age Of Disclosure: Meyakinkan Bipartisan tapi Tanpa Detraktor

Kekuatan utama film adalah lineup 34 insider: Elizondo (AATIP head) cerita pengunduran 2017 protes kerahasiaan berlebih, Chris Mellon (eks-Deputi Asisten Menteri Pertahanan) dukung bipartisan push, senator Kirsten Gillibrand dan Marco Rubio bicara legislasi disclosure, bahkan James Clapper (eks-DNI) akui “public has been lied to”. Wawancara ini disajikan netral, tanpa voiceover Farah yang bias—hanya cut ke grafis sederhana rekonstruksi UAP.

Guardian (Adrian Horton) sebut “bipartisan fresh, tapi tak ada detraktor—echo chamber untuk yang sudah percaya”. IndieWire (David Ehrlich) beri C: “argumen paling convincing tanpa bukti aktual—talking heads meyakinkan, tapi spekulasi warp bubble seperti sci-fi murahan”. User IMDb rata 7.1/10 dari 5 ribu vote, puji “Luis Elizondo dan Jay Stratton buat kasus kuat untuk de-stigma”—tapi kritik “tak ada footage surveillance modern, padahal dunia penuh kamera”. Testimoni ini bipartisan dan kredibel, tapi absen skeptik bikin film terasa satu sisi—seperti propaganda halus yang Farah bela sebagai “de-stigma illogical stigma”.

Dampak Budaya: Hype UAP vs Kritik Baloney

“The Age of Disclosure” rilis di momen tepat: pasca-hearing Kongres 2023 dan undang-undang disclosure Senat, film ini picu debat online—Twitter ramai soal “80 tahun cover-up” vs “baloney non-saintis” (Charley Lineweaver, ABC interview). SXSW premiere Maret 2025 dapat standing ovation, tapi post-rilis Amazon Prime (21 November) bagi audiens: 215 RT review campur 50 persen fresh, user sebut “enlightening untuk newbie UAP” tapi “repetitif untuk fans”.

Variety (Owen Gleiberman) sebut “pertama ET pop-culture bombshell pakai ethos science-bureaucracy-data—bukan UFO corny, tapi UAP serius”. Tapi Skeptic.com kritik “entertaining sci-fi, tapi klaim science fact—tak ada footage planet wired kamera”. Dampaknya: dorong diskusi disclosure (film qualified Oscar doc category, shortlist 15 Desember), tapi juga backlash “echo chamber” dari ilmuwan. Di 2025, film ini jadi katalisator UAP mainstream—bukan bukti alien, tapi bukti stigma disclosure mulai retak.

Kesimpulan

26 November 2025, “The Age of Disclosure” bukti dokumen UAP bisa provokatif: narasi spekulatif dari transparansi ke konspirasi, testimoni insider bipartisan meyakinkan tapi bias, dampak budaya hype vs baloney—dari Metacritic 45 ke RT 50 persen, film ini bukan konversi skeptis, tapi spark debat disclosure. Tonton untuk talking heads Elizondo-Mellon, tapi bawa skeptisisme—karena di dunia UAP, bukti masih langit biru. Siap satu disclosure lagi?

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *