Review Film The Bad Guys: Reign of Chaos. Empat setengah tahun setelah rilis, “The Bad Guys: Reign of Chaos” masih jadi film aksi Korea yang paling sering direkomendasikan buat yang suka cerita polisi gabung penjahat lawan kejahatan lebih besar. Tayang September 2019 di tengah liburan Chuseok, film ini langsung kuasai box office dengan lebih dari empat juta penonton dalam seminggu pertama, dan total hampir enam juta tiket terjual. Disutradarai Son Yong-ho, durasi 114 menit ini adaptasi dari serial OCN tahun 2014, tapi berdiri sendiri dengan tambahan elemen baru. Ma Dong-seok kembali sebagai detektif tangguh Oh Goo-tak, yang kumpulkan tim narapidana buat tangkap buronan berbahaya. Hingga akhir 2025, film ini tetap populer di platform streaming, terutama karena campur aksi brutal, humor kasar, dan chemistry tim yang bikin ketagihan. BERITA BOLA
Plot yang Cepat dan Penuh Aksi: Review Film The Bad Guys: Reign of Chaos
Cerita dimulai dengan kecelakaan bus tahanan di jalan raya malam, di mana sekelompok polisi dibantai oleh pembunuh bayaran. Dari reruntuhan itu, empat buronan lolos: bos yakuza Jepang No Sang-sik (Park Woo-cheon), detektif korup Yoo-joong (Ahn Kil-kang), penjahat profesional Park Woong-cheol (Ma Dong-seok), dan mantan polisi Lee Yoo-sung (Jang Ki-yong). Kepala polisi Oh Goo-tak, yang dulu pimpin unit khusus “Crime Squad”, dipanggil balik ke tugas. Dengan bantuan detektif cyber pintar Hye-ji (Kim Ah-joong), ia bentuk tim tak biasa: rekrut Woong-cheol dan Yoo-sung dari penjara, plus anggota lama seperti detektif keras kepala Kang Gwon-sik (Kim Sang-joong).
Misi mereka: tangkap buronan dalam 24 jam sebelum yakuza bos besar Yoshihara (Choi Moo-sung) ambil alih operasi kriminal di Korea. Plotnya linear tapi penuh ledakan: dari kejar-kejaran mobil di jalan tol sampai baku hantam di pabrik gelap. Ada twist soal pengkhianat di internal polisi, tapi semuanya mengalir cepat tanpa bikin bosan. Yang bikin segar, film ini tak cuma soal gebuk-gebukan, tapi juga sindir birokrasi polisi yang lambat dan moral abu-abu di dunia kriminal.
Penampilan Aktor yang Solid: Review Film The Bad Guys: Reign of Chaos
Ma Dong-seok curi perhatian total sebagai Woong-cheol – mantan petarung yang cuek tapi setia, dengan pukulan satu kali yang bikin penonton tepuk tangan. Ia campur kekuatan fisik dengan humor kering, seperti saat ia santai makan ramen di tengah kekacauan. Kim Ah-joong sebagai Hye-ji bawa energi cerdas; perannya lebih dari sekadar support, tapi hacker yang ambil risiko besar. Jang Ki-yong sebagai Yoo-sung tunjukkan potensi, meski chemistry-nya dengan tim masih perlu polesan – ia bagus di adegan emosional soal masa lalu polisinya.
Kim Sang-joong sebagai Kang Gwon-sik lengkapi dinamika tim dengan nada sarkastik, sementara Park Woo-cheon sebagai Sang-sik bawa aura dingin yakuza yang mencekam. Ensemble ini bekerja sama, terutama di adegan tim bertengkar tapi akhirnya solid – seperti kelompok teman lama yang ribut soal strategi. Secara keseluruhan, penampilan mereka bikin film terasa hidup, meski beberapa karakter sampingan kurang dieksplor.
Gaya Sinematik dan Tema Keadilan
Son Yong-ho, di debut besarnya, kuasai genre aksi dengan kamera dinamis: adegan fight difilmkan handheld dekat, bikin setiap pukulan terasa nyata tanpa CGI berlebih. Latar malam Seoul yang basah hujan tambah nuansa gelap, sementara kejar-kejaran di jalan tol punya ritme cepat seperti film Hollywood. Soundtrack hip-hop Korea campur orkestra dramatis pas buat drop aksi, dan editing tajam jaga momentum tanpa jeda panjang.
Tema utamanya soal “jahat lawan jahat”: polisi pakai metode kriminal buat tangkap penjahat, sindir sistem hukum yang kadang gagal. Ada sentuhan anti-yakuza yang kuat, tapi tak berlebihan. Di 2025, relevansinya masih terasa saat isu korupsi polisi sering jadi berita, bikin film ini lebih dari hiburan – pengingat bahwa keadilan kadang butuh tangan kotor.
Kesimpulan
“The Bad Guys: Reign of Chaos” adalah aksi Korea yang efisien dan menghibur, di mana tim aneh ini bikin penonton ketawa sekaligus tegang. Empat setengah tahun kemudian, kekurangannya seperti plot predictable dan durasi agak panjang kalah sama kekuatan Ma Dong-seok dan adegan gebuk yang memuaskan. Bukan film sempurna, tapi pasti bikin malam bioskop atau streaming jadi seru. Buat penggemar “The Roundup” atau serial aslinya, ini wajib ulang; buat yang baru, pintu masuk bagus ke dunia kriminal Korea. Pada akhirnya, film ini bilang: kadang, buat selamatkan kota, butuh bad guys yang sedikit lebih baik.

